Kelompok Carton, S1 MLM-C 2015
Anggota :
- Nabil Habibi (224415194)
- Rus Hendrawan (224415104)
- Nurlailani Ismahsari (224415105)
- Vega Savira (224415107)
- Laudry Denis (224415085)
- Kevin Nurman (224415112)
- Andito Putra (224415083)
- Farhan Setiawan (224415191)
- Nabil Habibi (224415194)
- Rus Hendrawan (224415104)
- Nurlailani Ismahsari (224415105)
- Vega Savira (224415107)
- Laudry Denis (224415085)
- Kevin Nurman (224415112)
- Andito Putra (224415083)
- Farhan Setiawan (224415191)
BAB I
Pendahuluan
A. Pengertian Kelangkaan Barang
Banyaknya
kebutuhan manusia yang tidak sebanding dengan pasokan sumber daya alam dapat
menyebabkan terjadinya kelangkaan barang dan jasa. Pengertian kelangkaan secara
umum adalah suatu kondisi dimana barang yang kita butuhkan tidak tersedia atau
sulit untuk ditemukan atau sudah jarang ada. Kelangkaan barang dan jasa terjadi
karena barang dan jasa hasil produksi berkurang di pasaran karena banyak
faktor.
Di satu sisi, kebutuhan manusia tidak terbatas jumlahnya,
sedangkan di sisi lain sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut sangat terbatas. Dengan kata lain, sumber daya alam
yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada atau relative
kurang dibandingkan yang dibutuhkan. Di sinilah timbul kelangkaan, karena
kebutuhan manusia yang tanpa batas sementara sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan bersifat langka atau terbatas.
B. Pengertian Disparitas Harga
Pengertian dari ketimpangan pembangunan atau
disparitas adalah perbedaan pembangunan antar suatu wilayah dengan wilayah
lainnya secara vertikal dan horizontal yang menyebabkan disparitas atau ketidak
pemerataan pembangunan.
Harga adalah suatu
nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang
diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu
tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu
produk barang atau jasa.
Jadi, Disparitas
harga adalah perbedaan atau ketimpangan suatu harga dan nilai tukar suatu
barang atau jasa antar suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
BAB II
Penjelasan
Persoalan kelangkaan
barang, disparitas harga, dan fluktuasi harga komoditas bahan pokok menjadi
perhatian serius Pemerintah. Kelangkaan barang terjadi apabila suatu daerah
mengalami kesulitan atau bahkan tidak dapat mendapatkan komoditas bahan-bahan
pokok secara kontinu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan komoditas
bahan-bahan pokok tersebut.
Disparitas harga terjadi karena adanya perbedaan harga yang
sangat signifikan atas suatu harga komoditas bahan pokok tertentu antar daerah.
Disparitas harga akan memberikan efek ketidakadilan dalam kemakmuran antar
daerah.
Tabel di bawah ini menunjukkan disparitas harga beberapa
komoditas di beberapa daerah :
Komoditas bahan pokok yang sama,
misalnya garam, penduduk di Manokwari harus membayar Rp 8.000 atau 45% lebih
mahal dibandingkan dengan rata-rata harga garam secara nasional Rp 5.535. Pada
tabel tersebut, disparitas diukur dengan perbedaan harga tertinggi dengan
rata-rata harga nasional.
Disparitas harga juga terjadi untuk
komoditas semen. Disparitas harga semen, terutama di daerah terpencil sangat
tinggi. Harga semen di Kabupaten Puncak, Wamena, dan wilayah pegunungan Papua
lainnya mencapai Rp 800.000 sampai dengan Rp 2,5 juta per zak. Padahal, harga
di Pulau Jawa Rp 70.000. Wamena adalah contoh paling ekstrem.
Ø Penyebab
Kelangkaan Barang dan Disparitas Harga
Banyak faktor yang menjadi penyebab kelangkaan barang, antara lain :
·
keseimbangan
pasar
Dari sisi keseimbangan pasar, secara sederhana dalam teori ekonomi
dinyatakan kelangkaan barang terjadi apabila permintaan lebih besar dari
penawaran. Penawaran tidak dapat mengantisipasi permintaan, kondisi ini bisa
terjadi jika produsen keliru dalam mem-forecast permintaan yang
berakibat pada pasokan yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan perubahan
lonjakan permintaan.
·
kegagalan
produksi
Kelangkaan barang bisa juga terjadi karena kegagalan produksi atau panen
untuk komoditas hasil pertanian. Faktor teknologi dan alam menjadi faktor
penentu kegagalan produksi atau panen. Selain itu, ada faktor spekulasi yang
dapat menjelaskan terjadinya kelangkaan barang. Motif spekulasi umumnya
dilakukan oleh produsen atau pedagang yang didorong untuk menimbun barang pada
harga rendah untuk kemudian dijual ketika harga naik.
·
Manajemen
Distribusi
Kelemahan manajemen distribusi juga menjadi penyebab kelangkaan barang.
Distribusi barang yang tidak lancar, dengan lead time yang jauh dari waktu
normal akan menyebabkan barang tidak sampai ke pasar dengan tepat waktu. Sistem
distribusi suatu komoditas banyak ditentukan oleh beberapa faktor seperti model
saluran distribusi, infrastruktur transportasi, pelabuhan, prosedur
administrasi, moda transportasi, dan lain-lain.
Efek dari kelemahan sistem distribusi
ini berdampak simultan yaitu kelangkaan barang dan disparitas harga. Kelangkaan
barang akan memicu peningkatan harga dan peningkatan harga akan memperlebar
disparitas harga.
Sistem manajemen logistik yang baik
akan memastikan kelancaran distribusi komoditas bahan pokok dari daerah
produsen ke daerah-daerah konsumen setiap saat dan sepanjang waktu secara
berkesinambungan. Kelancaran distribusi akan menjamin ketepatan barang serta
mampu mengendalikan disparitas dan fluktuasi harga komoditas bahan-bahan pokok.
BAB III
Kesimpulan dan Solusi
A. Kesimpulan
Kelangkaan barang
terjadi apabila suatu daerah mengalami kesulitan atau bahkan tidak dapat
mendapatkan komoditas bahan-bahan pokok secara kontinu untuk memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat akan komoditas bahan-bahan pokok tersebut.
Disparitas harga terjadi karena adanya perbedaan harga yang
sangat signifikan atas suatu harga komoditas bahan pokok tertentu antar daerah.
Disparitas harga akan memberikan efek ketidakadilan dalam kemakmuran antar
daerah.
B. Solusi/Saran
·
Perbaikan
sistem distribusi komoditas bahan-bahan pokok
Perbaikan sistem distribusi komoditas bahan pokok dapat dilakukan dengan
cara pemetaan saluran distribusi untuk setiap komoditas bahan baku dan
memperpendek saluran distribusi sehingga dapat meningkatkan kecepatan distribusi
komoditas bahan pokok.
·
Pembangunan
Infrastruktur
Infrastruktur konektivitas yang terus dibangun pemerintah selama tiga
tahun ini salah satu tujuan nya untuk menekan disparitas, pemerintah memang
mengandalkan Program Tol Laut. Dalam mendukung program ini, pemerintah tengah
membangun lima pelabuhan laut dalam, 19 feeder ports, 100 sub-feeder
ports. Ini juga didukung dengan moda transportasi udara, darat dan laut.
·
Penerapan
Harga Tunggal dan Ceilling Price
Penerapan harga tunggal untuk komoditas tertentu dapat dilakukan dengan
menerapkan cross-subsidi antar daerah. Ide implementasinya
sederhana, harga komoditas diberlakukan secara nasional, harga rata-rata yang
mengkover biaya distribusi total.
Selain penerapan harga tunggal,
pemerintah dapat menerapkan kebijakan ceiling price. Dalam
kebijakan ceiling price, pemerintah melakukan intervensi berupa
harga tertinggi untuk komoditas tertentu. Kebijakan ceiling price diterapkan
untuk mengendalikan harga, terutama pada kondisi inflasi, struktur pasar monopoli,
dan untuk mengurangi disparitas harga.
Daftar Pustaka
Pertanyaan pada saat presentasi :
- Wingbox: Apakah yang dimaksud pemetaan
saluran
distribusi
bahan
pokok ?
jawab :
kegiatan pembuatan wilayah saluran yang digunakan oleh para produsen untuk menyalurkan barang produksinya, dari produsen sampai ke konsumen atau kepada pemakai industri.
jawab :
kegiatan pembuatan wilayah saluran yang digunakan oleh para produsen untuk menyalurkan barang produksinya, dari produsen sampai ke konsumen atau kepada pemakai industri.
- Cargo:
Efek untuk pelaku
usaha
terhadap
adanya
disparitas
harga ?
Jawab :
Jawab :
- Persaingan usaha yang tidak seimbang
- Produk komoditi lokal kalah dibangkan komoditi impor yang harga nya lebih murah
- Meningkatnya biaya operasi perusahaan
- Harga jual produk yang tinggi
- Forklift : Apakah ada efek ketimpangan sosial dari kebijakan penerapan harga tunggal ?
Jawab :
Jawab :
dari kebijakan harga tunggal yang diterapkan oleh pemerintah, timbul efek negatif dan positif dari kebijakan tersebut, contoh dari efek negatif nya ialah munculnya ketimpangan sosial yang timbul di lingkungan masyarakat Indonesia, ketimpangan sosial tersebut disebabkan penerapan harga tunggal yang diterapkan oleh pemerintah dengan menetapkan harga rata-rata bahan pokok nasional untuk seluruh wilayah di Indonesia, hal tersebut tentunya memunculkan efek negatif di beberapa wilayah Indonesia yang kemampuan daya beli masyarakat nya rendah, contohnya di Papua, Nusa tenggara, dan Maluku.
- Antonov : Bagaimana cara mengoptimalkan konektivitas infrastruktur agar disparitas harga dapat berkurang ?
Jawab :
Membuat regulasi yang memudahkan jalannya konektivitas moda transportasi penghubung dengan infrastruktur yang menjadi unsur pendukung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar