Rabu, 15 November 2017

Makalah Manajemen Transpor Barang "Kelangkaan Barang dan Disparitas Harga Antar Daerah di Indonesia"

Kelompok Carton, S1 MLM-C 2015

Anggota :
  • Nabil Habibi (224415194)
  • Rus Hendrawan (224415104)
  • Nurlailani Ismahsari (224415105)
  • Vega Savira (224415107)
  • Laudry Denis (224415085)
  • Kevin Nurman (224415112)
  • Andito Putra (224415083)
  • Farhan Setiawan (224415191)


BAB I

Pendahuluan


A.     Pengertian Kelangkaan Barang

   Banyaknya kebutuhan manusia yang tidak sebanding dengan pasokan sumber daya alam dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan barang dan jasa. Pengertian kelangkaan secara umum adalah suatu kondisi dimana barang yang kita butuhkan tidak tersedia atau sulit untuk ditemukan atau sudah jarang ada. Kelangkaan barang dan jasa terjadi karena barang dan jasa hasil produksi berkurang di pasaran karena banyak faktor.

Di satu sisi, kebutuhan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan di sisi lain sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya tersebut sangat terbatas.  Dengan kata lain, sumber daya alam yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada atau relative kurang dibandingkan yang dibutuhkan. Di sinilah timbul kelangkaan, karena kebutuhan manusia yang tanpa batas sementara sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bersifat langka atau terbatas.


B.      Pengertian Disparitas Harga

   Pengertian dari ketimpangan pembangunan atau disparitas adalah perbedaan pembangunan antar suatu wilayah dengan wilayah lainnya secara vertikal dan horizontal yang menyebabkan disparitas atau ketidak pemerataan pembangunan.

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa.

Jadi, Disparitas harga adalah perbedaan atau ketimpangan suatu harga dan nilai tukar suatu barang atau jasa antar suatu wilayah dengan wilayah lainnya.

BAB II

Penjelasan

   Persoalan kelangkaan barang, disparitas harga, dan fluktuasi harga komoditas bahan pokok menjadi perhatian serius Pemerintah. Kelangkaan barang terjadi apabila suatu daerah mengalami kesulitan atau bahkan tidak dapat mendapatkan komoditas bahan-bahan pokok secara kontinu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan komoditas bahan-bahan pokok tersebut.

Disparitas harga terjadi karena adanya perbedaan harga yang sangat signifikan atas suatu harga komoditas bahan pokok tertentu antar daerah. Disparitas harga akan memberikan efek ketidakadilan dalam kemakmuran antar daerah.

Tabel di bawah ini menunjukkan disparitas harga beberapa komoditas di beberapa daerah :






Komoditas bahan pokok yang sama, misalnya garam, penduduk di Manokwari harus membayar Rp 8.000 atau 45% lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata harga garam secara nasional Rp 5.535. Pada tabel tersebut, disparitas diukur dengan perbedaan harga tertinggi dengan rata-rata harga nasional.
Disparitas harga juga terjadi untuk komoditas semen. Disparitas harga semen, terutama di daerah terpencil sangat tinggi. Harga semen di Kabupaten Puncak, Wamena, dan wilayah pegunungan Papua lainnya mencapai Rp 800.000 sampai dengan Rp 2,5 juta per zak. Padahal, harga di Pulau Jawa Rp 70.000. Wamena adalah contoh paling ekstrem.


Ø  Penyebab Kelangkaan Barang dan Disparitas Harga

Banyak faktor yang menjadi penyebab kelangkaan barang, antara lain :

·        keseimbangan pasar
   Dari sisi keseimbangan pasar, secara sederhana dalam teori ekonomi dinyatakan kelangkaan barang terjadi apabila permintaan lebih besar dari penawaran. Penawaran tidak dapat mengantisipasi permintaan, kondisi ini bisa terjadi jika produsen keliru dalam mem-forecast permintaan yang berakibat pada pasokan yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan perubahan lonjakan permintaan.


·        kegagalan produksi
   Kelangkaan barang bisa juga terjadi karena kegagalan produksi atau panen untuk komoditas hasil pertanian. Faktor teknologi dan alam menjadi faktor penentu kegagalan produksi atau panen. Selain itu, ada faktor spekulasi yang dapat menjelaskan terjadinya kelangkaan barang. Motif spekulasi umumnya dilakukan oleh produsen atau pedagang yang didorong untuk menimbun barang pada harga rendah untuk kemudian dijual ketika harga naik.

 
·        Manajemen Distribusi 
   Kelemahan manajemen distribusi juga menjadi penyebab kelangkaan barang. Distribusi barang yang tidak lancar, dengan lead time yang jauh dari waktu normal akan menyebabkan barang tidak sampai ke pasar dengan tepat waktu. Sistem distribusi suatu komoditas banyak ditentukan oleh beberapa faktor seperti model saluran distribusi, infrastruktur transportasi, pelabuhan, prosedur administrasi, moda transportasi, dan lain-lain.
Efek dari kelemahan sistem distribusi ini berdampak simultan yaitu kelangkaan barang dan disparitas harga. Kelangkaan barang akan memicu peningkatan harga dan peningkatan harga akan memperlebar disparitas harga.
Sistem manajemen logistik yang baik akan memastikan kelancaran distribusi komoditas bahan pokok dari daerah produsen ke daerah-daerah konsumen setiap saat dan sepanjang waktu secara berkesinambungan. Kelancaran distribusi akan menjamin ketepatan barang serta mampu mengendalikan disparitas dan fluktuasi harga komoditas bahan-bahan pokok.



BAB III

Kesimpulan dan Solusi


A.     Kesimpulan
   Kelangkaan barang terjadi apabila suatu daerah mengalami kesulitan atau bahkan tidak dapat mendapatkan komoditas bahan-bahan pokok secara kontinu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan komoditas bahan-bahan pokok tersebut.

Disparitas harga terjadi karena adanya perbedaan harga yang sangat signifikan atas suatu harga komoditas bahan pokok tertentu antar daerah. Disparitas harga akan memberikan efek ketidakadilan dalam kemakmuran antar daerah.


B.      Solusi/Saran


·        Perbaikan sistem distribusi komoditas bahan-bahan pokok
   Perbaikan sistem distribusi komoditas bahan pokok dapat dilakukan dengan cara pemetaan saluran distribusi untuk setiap komoditas bahan baku dan memperpendek saluran distribusi sehingga dapat meningkatkan kecepatan distribusi komoditas bahan pokok.

·        Pembangunan Infrastruktur
   Infrastruktur konektivitas yang terus dibangun pemerintah selama tiga tahun ini salah satu tujuan nya untuk menekan disparitas, pemerintah memang mengandalkan Program Tol Laut. Dalam mendukung program ini, pemerintah tengah membangun lima pelabuhan laut dalam, 19 feeder ports, 100 sub-feeder ports. Ini juga didukung dengan moda transportasi udara, darat dan laut.

·        Penerapan Harga Tunggal dan Ceilling Price
   Penerapan harga tunggal untuk komoditas tertentu dapat dilakukan dengan menerapkan cross-subsidi antar daerah. Ide implementasinya sederhana, harga komoditas diberlakukan secara nasional, harga rata-rata yang mengkover biaya distribusi total.
Selain penerapan harga tunggal, pemerintah dapat menerapkan kebijakan ceiling price. Dalam kebijakan ceiling price, pemerintah melakukan intervensi berupa harga tertinggi untuk komoditas tertentu. Kebijakan ceiling price diterapkan untuk mengendalikan harga, terutama pada kondisi inflasi, struktur pasar monopoli, dan untuk mengurangi disparitas harga.

Daftar Pustaka






Pertanyaan pada saat presentasi :

- Wingbox: Apakah yang dimaksud pemetaan saluran distribusi bahan pokok ?

jawab : 

kegiatan pembuatan wilayah saluran yang digunakan oleh para produsen untuk menyalurkan barang produksinya, dari produsen sampai ke konsumen atau kepada pemakai industri.


- Cargo: Efek untuk pelaku usaha terhadap adanya disparitas harga ?

Jawab :


  • Persaingan usaha yang tidak seimbang 
  • Produk komoditi lokal kalah dibangkan komoditi impor yang harga nya lebih murah
  • Meningkatnya biaya operasi perusahaan
  • Harga jual produk yang tinggi 

- Forklift : Apakah ada efek ketimpangan sosial dari kebijakan penerapan harga tunggal ?

Jawab :

dari kebijakan harga tunggal yang diterapkan oleh pemerintah, timbul efek negatif dan positif dari kebijakan tersebut, contoh dari efek negatif nya ialah munculnya ketimpangan sosial yang timbul di lingkungan masyarakat Indonesia, ketimpangan sosial tersebut disebabkan penerapan harga tunggal yang diterapkan oleh pemerintah dengan menetapkan harga rata-rata bahan pokok nasional untuk seluruh wilayah di Indonesia, hal tersebut tentunya memunculkan efek negatif di beberapa wilayah Indonesia yang kemampuan daya beli masyarakat nya rendah, contohnya di Papua, Nusa tenggara, dan Maluku.


- Antonov : Bagaimana cara mengoptimalkan konektivitas infrastruktur agar disparitas harga dapat berkurang ?

Jawab :

Membuat regulasi yang memudahkan jalannya konektivitas moda transportasi penghubung dengan infrastruktur yang menjadi unsur pendukung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar